Jumat, 12 Desember 2008

Komposisi Makanan Ala Food Combining

BISA dibilang food combining merupakan pola makan sehat tertua di dunia. Sebab, sekitar 2.000 tahun silam, pola makan macam ini sudah diterapkan bangsa Essensi di Palestina, mengikuti ajaran kitab Taurat.

Menurut ajaran saat itu, tidak boleh menggabungkan roti dengan daging. Ini serupa konsep food combining yang berpendapat tidak semua bahan makanan bisa dimakan bersamaan.

Misalnya, makanan mengandung protein dan pati tidak baik bila dikonsumsi bersamaan. Pasalnya, kedua unsur itu memerlukan enzim pencernaan berbeda dan waktu pencernaan protein lebih lama. Contohnya, nasi dan ayam goreng.

Berikut komposisi makanan yang serasi menurut food combining;

- Protein dan lemak

Unsur lemak berguna memperlambat laju pencernaan. Hasilnya, protein -yang proses pencernaannya cukup lama- punya cukup waktu untuk berinteraksi dengan asam lambung.

Jadi, daging atau kacang-kacangan secara alami sudah memiliki kombinasi ini. Jadi, hati-hati bila menambah menu Anda dengan makanan berlemak, sebab jumlah bisa berlebih.

- Pati dan lemak

Makanan yang mengandung pati, seperti roti, kentang, atau nasi bisa dimakan dengan makanan berlemak. Hanya saja, menurut Andang Gunawan dalam bukunya Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi, kombinasi lemak dan pati cukup oke asal tidak ditambahkan lemak lagi.

- Lemak dan asam

Kombinasi zat ini bisa kita santap berbarengan, karena asam berguna untuk melarutkan lemak. Di lain pihak, enzim pengurai lemak membutuhkan pH asam. Tapi, dengan catatan, kadar lemaknya harus rendah.

- Gula dan asam

Umumnya, semua makanan manis serasi dimakan dengan makanan asam. Buah-buahan segar sudah memiliki kombinasi gula dan asam ini secara alami. Selain itu, yogurt murni juga bisa jadi pilihan.

- Pati dan pati

Makanan yang mengandung pati bisa dikonsumsi lebih dari satu macam. Pasalnya, total protein dan lemak dari kombinasi makanan ini jauh lebih kecil dari jumlah patinya. Tapi, sebaiknya tidak mengkonsumsi pati secara berlebihan. Sebab, kelebihannya akan diubah dan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak.

- Protein nabati dan nabati

Konsumsi beberapa jenis protein itu baik, karena kandungan asamamino pada protein nabati umumnya kurang lengkap. Selain itu, lemak pada protein nabati cenderung rendah, sehingga proses pencernaannya tidak seberat protein hewani.

Hanya saja, hindari peningkatan jumlah lemak pada kombinasi dengan cara pengolahan yang tidak memakai minyak atau lemak berlebihan.

Harris Hadinata, Raymond T.

dari :[mycurious]

0 komentar:


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com. Design by Andi Imam Arundhana. Powered by Blogger